Monumen Alam Tertinggi di Dunia
Monumen Alam Pena de Bernal merupakan batu alam yang memiliki tinggi 433 meter sekaligus dikukuhkan sebagai monolit tertinggi di dunia yang berdiri tegak di atas tanah di wilayah Meksiko Utara dan Tengah di wilayah Queretaro. Monolit merupakan fitur geologi yang terdiri dari batu besar tunggal yang menjulang ke atas menyerupai gunung.
Pena de Bernal |
Badan PBB, UNESCO, menyatakan Pena de Bernal sebagai cagar biosfer pada tahun 2001 dan tahun 2009 juga dikukuhkan sebagai situs warisan dunia. Namun demikian situs ini masih meninggalkan misteri geologis yang belum terjawab bagi para ilmuwan, seperti ketidakjelasan asal muasalnya, usia, bahkan dari komposisi batuan.
Melalui studi terbaru yang dilakukan oleh The National Autonomous University of Mexico, ilmuwan coba menjawab berbagai pertanyaan tersebut. Dari hasil pengukuran studi terbaru terungkap Pena de Bernal menempati urutan pertama sebagai monolit tertinggi di planet ini, mengungguli Rock of Gibraltar di Semenanjung Peninsula yang memiliki ketinggian 426 meter dan Gunung Sugarloaf Brasil dengan ketinggian 396 meter. Studi ini juga telah dipublikasikan secara online melalui jurnal Geosphere pada April lalu.
Berdasarkan pengukuran terdahulu, Pena de Bernal dianggap sebagai monolit tertinggi ketiga di dunia di bawah Rock of Gibraltar dan Gunung Sugarloaf, dengan ketinggian yang hanya mencapai 360 meter. Namun, hasil penelitian teranyar ternyata menghasilkan angka mengejutkan dan mematahkan rekor sebelumnya.
Monolit Pena de Bernal mengandung komposisi dasit yang merupakan jenis batuan vulkanik; 67 persen silika yang merupakan mineral yang tahan terhadap cuaca. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa puncak monolit dapat bertahan selama berabad-abad dari angin, hujan dan pelapukan, serta masih menjulang kokoh seperti menara di antara lingkungan sekitarnya.
Sementara dari susunan kimia, peneliti mengungkapan batuan terbentuk dalam zona subduksi (di mana satu lempengan menyelam di bawah lempengan lain kemudian tenggelam ke dalam mantel) di dekat tepian benua. "Temuan ini masuk akal, karena Pena de Bernal merupakan bagian dari sabuk vulkanik Meksiko, yang terbentuk dalam kondisi yang tepat," ujar mereka.
Peneliti memperkirakan Pena de Bernal terbentuk sekitar 8,7 juta tahun lalu, berbeda dengan perkiraan sebelumnya yang menyatakan memiliki usia lebih dari 34 juta tahun lalu. Analisis kimia dalam studi terbaru ternyata mengungkap usia yang jauh lebih muda.
Melalui studi terbaru yang dilakukan oleh The National Autonomous University of Mexico, ilmuwan coba menjawab berbagai pertanyaan tersebut. Dari hasil pengukuran studi terbaru terungkap Pena de Bernal menempati urutan pertama sebagai monolit tertinggi di planet ini, mengungguli Rock of Gibraltar di Semenanjung Peninsula yang memiliki ketinggian 426 meter dan Gunung Sugarloaf Brasil dengan ketinggian 396 meter. Studi ini juga telah dipublikasikan secara online melalui jurnal Geosphere pada April lalu.
Berdasarkan pengukuran terdahulu, Pena de Bernal dianggap sebagai monolit tertinggi ketiga di dunia di bawah Rock of Gibraltar dan Gunung Sugarloaf, dengan ketinggian yang hanya mencapai 360 meter. Namun, hasil penelitian teranyar ternyata menghasilkan angka mengejutkan dan mematahkan rekor sebelumnya.
Monolit Pena de Bernal mengandung komposisi dasit yang merupakan jenis batuan vulkanik; 67 persen silika yang merupakan mineral yang tahan terhadap cuaca. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa puncak monolit dapat bertahan selama berabad-abad dari angin, hujan dan pelapukan, serta masih menjulang kokoh seperti menara di antara lingkungan sekitarnya.
Sementara dari susunan kimia, peneliti mengungkapan batuan terbentuk dalam zona subduksi (di mana satu lempengan menyelam di bawah lempengan lain kemudian tenggelam ke dalam mantel) di dekat tepian benua. "Temuan ini masuk akal, karena Pena de Bernal merupakan bagian dari sabuk vulkanik Meksiko, yang terbentuk dalam kondisi yang tepat," ujar mereka.
Peneliti memperkirakan Pena de Bernal terbentuk sekitar 8,7 juta tahun lalu, berbeda dengan perkiraan sebelumnya yang menyatakan memiliki usia lebih dari 34 juta tahun lalu. Analisis kimia dalam studi terbaru ternyata mengungkap usia yang jauh lebih muda.