Wanita yang Alergi dengan Olahraga |
Kasia Beaver adalah seorang ibu beranak 4 dari Worcestershire, Inggris. Di usianya yang ke-33 tahun, badannya terlihat subur, mungkin karena tak pernah berolahraga sebab alergi. Aneh memang. Tiap kali dia berolahraga sampai berkeringat, denyut jantungnya berdetak kencang dan memicu reaksi yang fatal.
Kondisi yang dialami Kasia ini disebut Exercise-Induced Angioedema (EIA). Melakukan kegiatan apapun yang melelahkan, bahkan mengejar bus saja, akan membuat wajahnya membengkak dan bisa membuatnya mengalami shock anafilaksis, yaitu reaksi alergi berat secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian.
"Ketika saya mendapat serangan, mata saya membengkak dan mulai terasa gatal. Dalam waktu 5 menit, mata saya benar-benar tertutup. Ini menakutkan, terutama jika saya sendirian dengan anak-anak," terang Kasia seperti dilansirDaily Mail.
Kasia pertama kali mengalami gejala ini ketika berusia awal 20 tahunan sebelum mengandung anak pertama. Awalnya dia mengira gejala tersebut adalah reaksi alergi terhadap eye shadow yang baru dibelinya. Ia pun segera berhenti menggunakan make up, namun perlu waktu 3 hari hingga bengkaknya hilang.
Suatu hari, dia pergi ke gym bersama ibunya. Setelah melakukan olahraga ringan, Kesia tiba-tiba merasakan adanya tekanan pada matanya. Ibunya benar-benar khawatir sehingga Kasie langsung dibawa ke unit gawat darurat. Perawat menempatkan kompres dingin di matanya dan meresepkan anti histamin.
"Itu membantu, tapi gejalanya terus terjadi. Saya berencana berjalan ke mana-mana untuk membantu menurunkan berat badan, tapi berjalan beberapa ratus meter saja saya sudah membengkak. Butuh waktu bertahun-tahun untuk menyadari olahraga adalah pemicunya," terang Kasia.
Dokter juga awalnya bingung dengan reaksi alergi aneh yang dialami Kasia, bahkan sudah mencoba berbagai resep anti histamin untuk meredakan alergi. Tapi selama setahun, reaksinya malah semakin parah. Setelah mengunjungi spesialis mata dan spesialis kulit tanpa hasil, ia mengunjungi seorang ahli di Norwich.
Dokter yang terakhir ini mendiagnosisnya dengan Exercise-Induced Angioedema (EIA) yang disebabkan berolahraga setelah makan makanan tertentu. Gangguan tiroid juga bisa ikut mempengaruhi kondisi ini. Dokter meresepkan beberapa obat yang berbeda karena kondisinya sangat langka, jadi perlu dieksplorasi. Tak satu pun obat tersebut yang bekerja.
"Beberapa orang dapat menderita gejala alergi seperti biduren, pilek, mengi atau gejala lambung saat berolahraga. Ketika hanya terjadi sesekali, bisa jadi berkaitan dengan makan makanan tertentu, walaupun makanan tersebut dapat dimakan dengan aman bila tidak diikuti olahraga," kata Maureen Jenkins dari Allergy UK.
Akhirnya berkat anti histamin jenis terbaru, Kasia dapat berjalan-jalan di taman tanpa mengalami serangan alergi untuk pertama kalinya dalam 10 tahun. Walau menduga pemicunya terkait dengan makanan, dokter tidak tahu apa makanannya. Padahal Kasia sudah diuji dengan segala macam makanan.
"Jika diketahui makanan apa yang menjadi pemicu, tentu saya akan segera berpantang memakannya," terang Kasia.
Untuk berjaga-jaga, Kasia juga sudah diresepkan EpiPen apabila serangan alergi berubah parah menjadi shock anafilaksis. Untungnya dia belum pernah menggunakannya. Dia belajar mengenali tanda-tanda gejalanya, jadi dia bisa langsung mengentikan aktivitas begitu merasakan serangan alergi akan muncul.